Headlines News :
Home » » Cerita Sore ~ Tentang Hujan

Cerita Sore ~ Tentang Hujan

Written By Anis Khairunnisa on Sabtu, 09 Agustus 2014 | 02.42


Aku suka hujan. Dan aku yakin banyak orang yang juga menyukainya. Dulu, pernah ku mengadakan survey amatiran di kelasku. Dari 38 anak termasuk aku, Cuma dua teman yang tidak menyukai hujan.

Banyak cerita tentang hujan. Tentang Thalles yang bahkan sempat men-judge bahwa air adalah sumber dan asal mula kehidupan, tentang inspirasi para penulis novel atau lagu galau yang juga berjatuhan bersama rerintik air hujan, tentang gemericiknya yang seolah berubah di telinga pendengar menjadi lagu nina bobo yang menyenyakkan, juga tentang tetesan airnya yang ketika jatuh pada wajah seorang yang tengah menangis, akan mampu meleburkan air matanya.

Apa kamu juga suka hujan? Apa yang kau sukai darinya?


Kalau aku… Kalau kamu bertanya padaku mengapa aku mencintai dan selalu menanti kehadirannya, itu karena aku suka pertir yang ada padanya. Aku suka suara gemuruhnya yang menggetarkan hati. Aku  suka menikmati getar ketakutan yang sontak saja berdebar-debar dalam dada ketika menyambut hadirnya. Tentu saja aku pun sependapat denganmu, jika kamu menganggap petir itu menakutkan. Dan memang itulah yang membuatku jatuh cinta padanya.

Aku akan menjerit histeris ketika tiba-tiba saja guruhnya menghantam kesadaranku. “Allahu Akbar!”, pekikku. Maka kalimat-kalimat yang selalu saja keluar basahi sepasang bibirku hanyalah kalimat seprti: “Subhanallah…”, “Laailaa ha illallah.”, atau kalimat pujian lainnya.

Di setiap petir mengiringi hujan yang turun ke bumi, yang ada dalam dadaku hanyalah perasaan takut. Suara itu benar-benar menampar ruang sadarku. Berteriak pada hati yang lupa pada Tuhannya, menamparnya berkali-kali hingga yang terucap hanya dzikrullah.


Sore ini, Cirebon basah diguyur lebatnya hujan. Suara rintikan airnya terdengar begitu anggun menetes pada setiap hamparan yang dijatuhinya. Dan #jderrr!!!, gemuruh petir tak lepas menjadi pengawal, jangan-jangan ada hamba yang mengutuk keberkahan hujan. Jangan-jangan ada hamba yang lupa bersyukur pada nikmat yang diberi Tuhannya, bahkan ketika nikmat itu secara gamblang sedang mengalir di sisinya. Maka #jderrr!!, bukankah suara itu yang selalu mampu memaksa bibirmu untuk mengucap puja-pujian pada-Nya?. Aku lebih suka menikmatinya sendirian di kamar, dalam ketakutan yang damai.
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Anda pengunjung ke:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Rainbow After Tears - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template