Headlines News :
Home » » Abnormal si Pencuri Perhatian

Abnormal si Pencuri Perhatian

Written By Anis Khairunnisa on Rabu, 11 Februari 2015 | 04.00



Normal, adalah batas aman seseorang melakukan sesuatu. Namun meski ia adalah batas aman, terkadang ada orang-orang yang merasa tidak aman berada dalam lingkar tsb. Ada sebagian orang yang justru menerobos batas aman. Menjadi sosok yang dianggap tidak normal karena tak peduli apakah yang dilakukannya adalah yang juga dilakukan orang-orang lainnya.

Nyatanya di sekitar kita orang-orang seperti itu selalu ada. Kaum minoritas yang dengan pedenya berbaur dengan mayoritas. Mereka adalah makhluk Abnormal yang kehidupannya tak pernah puas dengan lingkaran aman yang telah digariskan oleh orang normal. Mereka menarik garisnya sendiri yang menyimpang jauh dari kenormalan, kemudian menjalani kehidupannya dengan senang hati. Berbeda dengan orang normal yang memandang berkehidupan adalah melakukan kegiatan yang sama seperti yang dilakukan yang lainnya, terus-menerus seperti itu, sepanjang hari, setiap hari. Mereka sudah terbiasa, terlalu merasa nyaman dengan posisinya, sehingga selangkah pun tak ingin melampaui batas itu. Ya, batas normal.


Padahal hampir setiap kita mendambakan perlakuan khusus. Entah itu dari bosnya, jika ia seorang yang sudah bekerja. Dari dosennya, jika statusnya Mahasiswa. Atau dari masyarakat, jika dia seorang tokoh masyarakat. Terkadang kita menginginkan posisi yang lebih dispesialkan daripada orang lain. Ingin menjadi orang pertama yang gajinya dinaikkan dari ribuan karyawan lainnya, ingin dosen lebih mengenalinya, ingin masyarakat banyak lebih terpengaruh oleh ucapannya. Orang-orang normal, seringkali memimpikan hal-hal semacam itu. Menjadi yang lebih unggul, dengan upaya yang sama yang juga dilakukan orang normal lainnya.

Faktanya, orang-orang normal tidak akan pernah melangkah satu tapakpun dalam batas ketidak-normalan. Menganggap itu suatu yang tidak patut dilakukan, sebab tidak semua orang akan mau melakukannya. Kita terlampau terbiasa melakukan sesuatu yang sama dengan orang lain, namun dengan mengharapkan hasil yang berbeda dari mereka. Pertanyaannya adalah, mungkinkah seseorang mendapat pengkhususan, jika yang dilakukannya adalah yang juga dilakukan orang lain? Mungkinkah seseorang akan mendapatkan sesuatu yang berbeda dengan upaya yang sama seperti yang juga dilakukan orang lain? Tidak. Tentu saja jawabannya adalah TIDAK.

Maka ketidak-normalan justru awal dari setiap mimpi itu. Menjadi seseorang yang lain, merupakan seleksi alam yang dengan sendirinya akan menjadikan kita orang yang lebih mudah dikenali. Yang lebih sering diingat, yang lebih berpotensi menjadi pusat perhatian.

Selanjutnya terserah kita memilih yang mana. Apakah tetap akan dengan kenormalan, yang pasti tidak akan pernah membawa kita ke mana pun, atau mulai mencari garis yang sama sekali tidak ditarik oleh orang-orang normal, dengan harapan agar dapat menjadi seseorang yang lebih dikenal oleh sebab berbagai prestasi. Entah itu dalam prestasi akademik, maupun kriminal. Karena ketika memilih berbeda pun, kita masih tetap harus memilih bagaimana cara menarik garis perbedaannnya. Dari sisi kiri kah, atau dari sisi kanan. Semua yang ada dalam kehidupan ini pilihan, dan masing-masing kita berhak untuk memilihnya sendiri.
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Anda pengunjung ke:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Rainbow After Tears - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template