Headlines News :
Home » » Apa yaaaaaa :| :D

Apa yaaaaaa :| :D

Written By Anis Khairunnisa on Senin, 28 September 2015 | 22.49

Dear pemirrsah sekalian. Bagaimana kabar kalian? Ada yang masih menikmati mudik dan liburan lebaran di kampung halamannya, kah? Atau hari ini sudah ada di rumah rantau, karena sudah masuk hari terahir libur, dan esok musti memulai lagi aktivitas-aktivitas yang sealaihom gambreng itu? Oh, jangan khawatir. Kesuksesan sebentar lagi menghampiri kita semua, kok ^_^, asalkan kita bersungguh-sungguh mencapainya. Ok!

Kalau aku sih masih libur panjang. Tanggal 19 Agustus nanti baru akan mulai masa-masa OSPEK. Jadi sekarang masih manja-manjaan lah sama Mimi. Aihihihi :D

Tapi tau gak? Sesungguhnya, hari ini dan beberapa hari ke belakang, pikiranku sedang runyam memikirkan hal-hal yang tidak pernah ku pikirkan -kalau tidak mau disebut GALAU- #..%#&!? -_-'


Huhuhu.. Sedih, seneng, kecewa, bahagia, ntahlah... Terlalu banyak rasa yang berkecambuk dalam hatiku sebulan terahir ini.

Tak apa, ya, aku isi postingan ini dengan curhat? Aku mau bicara sedikit tentang cinta. Sebuah kisah berawal indah yang aku sendiri tak tau apakah ini cinta, ataukah hanya sebuah cerita yang.... :'( Duh, ingin aku marah, lampiaskan semua rasa kecewa. Tapi pada siapa? Siapa dirinya yang aku hendak marah padanya? Siapa sosoknya yang aku kecewainya? Nyatanya dia bukan siapa-siapaku.

Sudah terlalu banyak berita tak mengenakkan yang ku dengar datang dari dampak sosialisasi warga dunia Maya. Banyak sekali kasus menjijikan yang juga sampai di telingaku. Mulai dari penipuan, penculikan, hingga pemerkosaan. Duuh.

Itu juga yang paling aku khawatirkan terjadi padaku. Bagaimana tidak? Hati seorang wanita, ibadahnya, semuanya mutlaq milik Rabb penciptanya. Namun kehormatannya, kesuciannya, keperawanannya, ini adalah satu-satunya hadiah para wanita untuk lelakinya. Untuk suami mereka yang telah dengan gagah berani mengucap kalimat "Qabiltu" di depan orang tua wali, malaikat pemikul 'Arsy, dan disaksikan Sang Ilahi.

Lalu bagaimana jika kehormatan itu sudah tak ada, namun ada lelaki yang tulus mencintainya, dan bersedia menerimanya apa adanya? Ya. Dunia. Mungkin memang ada saja yang seperti itu. Tapi sebagai seorang wanita, aku ingin suamiku lah yang pertama. Aku ingin kehormatanku utuh kepunyaannya, sebagai satu-satunya kado terindah yang bisa aku berikan untuknya nanti, di malam pengantin bersamanya. Apa ada yang lebih indah?

Aku hanya ingin menjaga diriku. Utuh. Maka ku baluti tubuhku dengan pakaian Syar'i. Agar tak ada lelaki tergoda tubuhku di jalanan. Bukan dengan pakaian tren sekarang, yang mengaku pakaian islami, namun perlihatkan kecantikan. Iya, wanita mana tak tergoda nampak cantik? Akupun. Tapi aku juga paham kalau yang seperti itu bisa dengan mudah bangkitkan gairah lelaki. Aku tak mau ada lelaki yang menggodaku!, entah itu sekedar lemparkan salam, lirik sambil suit-suit, atau apalah. Aku mau terlihat cantik, tapi aku juga sayang pada calon suamiku nanti. Siapapun dia.

Kalau boleh jujur, aku tak mau jatuh cinta. Tak ingin memilih pada siapa aku jatuhkan perasaan cinta. Aku mau dia yang berani datang pada Bapakku dan serius hendak hidup bersamaku dengan kemuliaan lah yang pertama dan sepenuhnya aku cintai. Tapi apalah daya, rasa yang ada dalam hati ini sama sekali bukan atas kendaliku. Hingga jalan hidupku pertemukan aku dengan seorang lelaki. Dalam Maya, kami dipertemukan. Hatiku padanya sungguh berkecambuk. Ingin bermanja dengan rayuannya, namun justru ada bagian dari hatiku yang sakit. Menjauhi dan bersikap acuh padanya, nyatanya juga mampu mengoyak sisi yang lain di sana. Dia masih terlalu muda. Hanya selisih 6 bulan lebih tua dariku.

Tapi sebenarnya bukan itu maksudku. Karena dia lelaki. Masa depan seorang lelaki tak sekedar istri dan buah cintanya. Ia masih musti patuh pada ibunya. Tak hendak aku menguasainya. Kubiarkan ia abdikan dirinya pada bidadari pertamanya itu, sebelum waktunya terbagi denganku, dan sebelum penyesalan mendalam akan menghantuinya. Namun memalingkannya membuat dia mencari wanita lain. Terkoyaklah aku. Diamku, acuhku, cerewetku, dia artikan "TIDAK" untuk hubungan yang lebih serius. Ya. Kurasa mungkin dia hanya berhasrat main-main denganku. Tak apa. Lebih baik aku bertahan dengan kesakitan yang akan menyelamatkanku, daripa beralih pada kesenangan yang setelah itu tak lama lagi akan menghancurkanku.

Sedangkan masaku sudah tidak terlalu muda lagi, jika dipantau dari usia ideal seorang wanita untuk menikah, aku tak lagi butuhkan waktu yang lama. Usiaku hampir 20 tahun hijriyah. Tapi yang kupikirkan, adalah bagaimana nasib adik-adikku kelak, jika aku tinggalkan pendidikan sedini ini. Memang tak ada rumusan orang sukses mesti dari pendidikan. Namun Allah terlampau mencintai orang-orang yang dzul 'ilmi (punyai ilmu), dan aku ini calon seorang ibu. Bagaimana nanti aku mendidik anak-anakku dengan ilmu dan akhlaq yang baik, jika aku saja bodoh?

Dan tentu ada saja di antara kalian yang akan menyarankan: "Menikah sambil kuliah, kan, boleh." Memang. Tapi setelah menikah nanti, aku ingin fokus dengan rumah tangga kerajaanku. Aku ingin terjun langsung memilihkan bahan makanan terbaik yang boleh masuk dalam perut suami dan anak-anakku. Aku yang harus menyucikan piring, pakaian, dan membersihkan setiap sudut istana kecil kami untuk memastikan bahwa suami dan anak-anakku tumbuh di lingkungan yang bersih. Aku ingin melakukan sendiri semua yang berhubungan dengan cinta dan buah kecintaanku. Tak ada pikiranku untuk bekerja pada orang lain di luar sana, atau pun kuliah lagi. Bagaimana mungkin aku bekerja pada orang lain, sedangkan aku ratu di kerajaanku?, sedangkan aku terlampau ditakdirkan mulia dalam rumah tanggaku?.

Eh, sebentar. Ini curhat awalnya apaaa, ahirnya apaa. Ya. Itulah saiia -_-' Ya udah ya, jam di notbook-ku sudah menampakkan angka 23.44. Sudah terlarut malam. Meski memang nyatanya setiap malam saiia selalu tak bisa terlelap. Huh :/

Aku pamit, pemirsa :) Yang sudah baca, terimakasih. Dan terimakasih berganda jika mau berkomentar. Hihi. Silahkan andainya di antara kalian ada punyai unek-unek atau kisah yang mau dibagikan. Asal, tetap dalam lingkup kalimat nan santun, yaaa :)

Salam. Ankasa.
10-2013
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Anda pengunjung ke:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Rainbow After Tears - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template